Dia Pemilik Kebenaran

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Like Kami

Dia Pemilik Kebenaran

Sepi S. Boma
Jumat, 19 Februari 2021

"Saat menandatangi pernyataan sikap mahasiswa Papua, dalam rangka penolakan DOB dan Otsus Jilid II di Papua." (dok; Bunaipai). 



[Dia Pemilik Kebenaran]
Penulis: Sepi G. Boma


Sejak saya masih SD sering ketemu seorang lelaki hitam manis ini, tapi belum sempat saya mengenal siapa dia sebenarnya?! Diapun belum mengenal siapa diri saya, di kala itu. 

Seiring berjalannya waktu, "saya bertemu dengan lelaki ganteng juga gagah ini di kota metropolitan Jayapura. Bertempat di Auditorium Universitas Cenderawasih [Uncen]. Dia berorasi di depan muka umum di halaman Auditorium yang penuh dengan manusia saat itu.*

Dalam orasinya, dia mengatakan, "suara aktivis mahasiswa jangan dibungkam oleh akademisi kampus, sebab kami [mahasiswa] punya hak menyampaikan berunjuk rasa, pemikiran dan pendapat di muka umum. 

Penyampaian kata-kata dalam orasinya menarik dan membuat hati saya menarik, sehingga saya terkagum dalam angan saya harus ketemu dia.

Saya bergegas menemui langsung seorang pemberani yang baru saja berorasi saya mengatakan "kau pemilik kebenaran", kemudian memberi salam kenal. Ketika itu, kita belum saling mengenal tapi setelah kita salaman dari situ mulai terjalin relasi yang harmonis. 

Ternyata kedua lelaki ganteng ini, "Gerson dan Sepi". Sekalipun sudah tahu siapa dia? Lazimnya untuk memanggil dengan sebutan Om/komrad sudah cukup bagi kami dua. Karena "bagi kami cukup nama aliasnya".*

Ketemu di jalan tua, maupun saat teleponan seluler juga melalui via messenger memberi salam memakai sebutan Om atau komrad sungguh serasi bagi kami berdua. 

Tidak lama kemudian, relasinya cukup akrab walaupun sebelumnya belum sempat kenal.

Melihat dari sisi tahapan pendidikan yang mereka dua tempuh; Gerson adalah ade; dan Sepi kaka. Tapi bagi kami, pendidikan bukan jaminan juga tolak ukur, cukup memanggil dengan sebutan om atau komrad pada esensinya. 

Dia memang mental sudah terbentuk, berjiwa pemberontak yang sang ilahi titipkan buat saya, juga di bumi cenderawasih untuk membela kebenaran bagi kaum yang ditindas atas negeri sendiri.

Aku padamu sayang adeku. Mencintai dia dengan bersikap realis kritis sebagai aktivis mahasiswa yang membela nilai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran di atas negeri kita tercinta ini.*

Kau memang orang hebat yang saya kenal di kala itu, hingga sekarang. Saya akan genggam kamu dalam diam dengan caraku.

Ilustrasi di bawah ini, menandatangi pernyataan sikap mahasiswa Papua, tertanggal Selasa, [9/2/2021] pekan lalu di Asrama Mimika, perumnas 2 Waena, kabupaten Jayapura, Papua. Dalam rangka menolakan Daerah Otonomi Baru [DOB] dan Otonomi Khusus [OTSUS] Jilid II di Papua.*

Berdasarkan sikap rakyat akar rumput Papua tolak Pemekaran DOB dan Otsus Jilid II, maka pemerintah mengakui kemerdekaan bangsa Papua Barat. Pemerintah pusat tarik Otsus, kemudian kedaulatan sepenuhnya kembalikan kepada rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri di atas tanahnya sendiri. 

Kesimpulan naratifnya;

"Bangsa yang besar tidak harus memiliki cita-cita yang besar tapi harus memiliki pemimpin yang berjiwa besar, untuk mewujudkan cita-cita yang besar itu".* kata Odiyaipai.


Penulis; Aktivis Mahasiswa Papua yang sedang mengenyam pendidikan di Jayapura, Papua.