Foto://dok pribadi [Sepi - LAK]
Oleh : Stefen Boma
PENA - dimanakah kau pergi ?
Batin menyatuh tajamkan penaku
Relah untuk mengulas imajinasiku
Entah, Pena terangkat tulisan kering.
Pena! Meresapi barah api
Asakan pena lebih tajam
Bangkitkan antusias dan loyalitas
Menuangkan gagasan melalui baca tulis.
Pena senjata paling ampuh
Menentukan arah kemajuan
Untuk kedepan yang lebih baik
Dengan pena tajamkan otak
inisiatifku
Menjadi pegiat literasi
Pena selalu ada ditangan
Tetapi lenyaplah kesetianku
Pena ingin jadikan teman hidupku
Memilikimu adalah harapanku
Gantungkan hasrat untuk jadi teman mainku. Kaulah sahabat sejatiku.
Kau selalu di kalbuku
Kau tak akan pernah pudar
Hingga hembusan titik nafasku berakhir
Kugenggam pena sampai imajinasiku tumpul
Selagi pena di atas meja
Selagi Tinta masih penuh
Selagi nafas menghirup udara
Optimis untuk berkarya.
Mengulas imajinasi di atas kertas.
Jangan singkirkan pena dari pundakmu.
Pena jadikan teman karibmu.
Entah, kemanapun kuterbangkan!
Wahai Pena!
Kau bersamaku hingga akhir hayatku
Aku mencinataimu
Aku menyayangimu
Aku merindukanmu
Pena! Aku menantikanmu disini
Di kota politan,
'ku-ulaskan semua rasa
Sebab kau mengerti isi hatiku.
Seandainya aku pena!
Aku bisa menulis
Berikan aku buku!
Coretkan-coretan HITAM diatas kertas putih.
"Kesetianku, inisiatifku, hasratku, isi hatiku, pengen menjadi seorang literatur."
Mesti tak memiliki potensi
Hasrat aku pengen memiliki
Walau bakat bukan menulis
Akan kucoba tuliskan kepedihanku.
"Dengan menulis anda tak akan kemana mana. Tapi, Akan ada dimana-mana."
Nabire, 25/10/2020