Hantu Berlogika Dehumanis
Oleh: Mias Kudiai
Manusia punya banyak asumsi tentang potret yang diperlihatkan tentang lazim dan logika yang berjiwa dehumanis alangkanya memiliki perbedaan yang spesifik
Asumsi yang diluncurkan untuk menyikapi misi privat ini membuat trauma dan menggigil para penghuni dan membuat tercemar ketakutan bagi orang di sekitarnya dengan perlihatan yang sangat kejam
Pengamatan kita sangat berbeda untuk memberi nilai terhadap kedua potret di atas dengan panca kesusilaan bahwa sering kita pandang seseorang yang mengenakan tubuhnya dengan busana rapih dan keterampilan yang baik adalah hatinya pun baik dan tidak belum tentu.
Acapkali pun kita amati bahwa seorang yang tampil dengan kekurangan yang membuat diri orang kejam, haru dan gementar adalah seorang yang Jahat.
Tetapi itu penilaian yang salah substansi adalah untuk menilai secara pengamatan dari kedudukan serta penampilan yang berbeda ini akan cenderung melihat bahwa implementasinya dengan jiwa dan harapan yang menjiwai itu akan muara ke deduksi semata.
Karakter kepribadian dan logika menandai asumsi adalah tumpahan fiksi yang akan garami pahamnya untuk menyerupai diri sebagai lakon akan kedepannya
Laskar akan seyogia tentang penurunan darah biru dalam durasi waktu akan menjadi pembohon profesional yang logikanya kapitalis dan borjuis.
Membedakan kedua ini adalah logika, jiwa, penerapan, dan upahnya demi kelangsungan dan kelanjutan darahnya.
Keturunan murka tanpa melihat letak salah dan benar akan perih tentang fitna karena terlihat najis perlakuannya. asalkan punya motif insting yang induksi atas dedukasi dan konsekuensi
Logika dan jiwa dari kedua potret adalah seperti yang dikutip bahwa "Tikus berdasi Putih", dan "Kucing bersepatu merah."
Harunya adalah memiliki durasi waktu yang sangat singkat dan membuat nonfaedah.
Butuh pandangan dari kawan-kawan sesuai potret di atas sesuai Pengamatan dan persepsinya anda.
*) Penulis adalah mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Papua.